Adegan perang laser seperti ini mungkin akan kita temui di masa depan |
Senjata Laser akan Hadirkan Star Wars di Masa Depan
Senjata yang dikembangkan Pentagon akan membuat perang udara masa depan mirip dengan yang digambarkan dalam film Star Wars, dimana senjata-senjata laser bisa dipasangkan pada pesawat tempur dan mampu menembak peluru kendali musuh saat terbang.
Sistem Pertahanan Wilayah Laser Energi Tinggi (HELLADS atau High Energy Laser Area Defense System) ini dirancang oleh badan riset dan pengembangan Pentagon. Bobotnya kurang lebih hanya 750 kilogram dan ukurannya sebesar peti.Untuk pemakaian saat ini, sistem seperti itu masih terlalu besar karena ia akan membutuhkan pendingin raksasa agar tidak terjadi overheating (panas tinggi). Sistem akan terlalu memakan tempat, bahkan bila dipasang pada pesawat besar seperti jumbo jet.
Namun badan riset Pentagon yang bernama DARPA (Defense Advanced Research Projects Agency) mengatasi masalah ukuran tersebut dengan menggabungkan sistem laser cair dan padat guna mengurangi bobot dan ukurannya.Laser cair disebutkan dapat menembakkan sinar secara terus menerus, namun membutuhkan sistem pendingin besar. Sementara sinar laser padat lebih kuat tapi harus ditembakkan dengan jeda supaya tidak terjadi panas berlebih.
"Kami menggabungkan kepadatan energi yang tinggi pada laser padat dengan pengaturan panas yang dipakai laser cair," kata manager proyek Don Woodbury, hari Rabu (24/8), seperti dikutip New Scientist.Diberi julukan "HEL weapon" oleh pengembangnya, prototip senjata ini mampu menembakkan laser satu kilowatt (kW). Tapi untuk menghasilkan efek yang lebih dahsyat, Pentagon berencana membuat versi lebih kuat yang bisa memuntahkan tembakan laser hingga 15 kW.
Bila semua berjalan sesuai rencana, senjata lebih kuat yang bisa menghasilkan laser 150 kW dan mampu merontokkan sebuah peluru kendali akan segera hadir di tahun-tahun mendatang. Selanjutnya, pesawat-pesawat tempur masa depan bakal menggotong senjata ini dan perang udara pun akan mirip film Star Wars.Sumber:LiveScience.com/reuters
Penulis: WSN
No comments:
Post a Comment